Sabtu, 30 Mei 2020

Lebaran ke 7: Perayaan Ketupat

Lebaran ke 7: Perayaan Ketupat
Seperti biasa.  Di dusun kecilsaya tetap melaksanakan tradisi kupatan ini.  Sama sekali tak terpengaruh dengan pandemi kovid 19 yang sedang melanda negeri ini.  Anak-anak muda, dewasa dan orang tua berkumpul di mushola terdekat.  Semua membawa ketupat dan lepet.  Sesampainya di mushola, semua berdoa.  Lalu saling mencicipi masakan masing-masing.  Jika di rasa cukup, semua kembali ke rumah masing-masing dengan membawa makanan yang masih ada. Lalu Anggo ya keluarga di rumah makan seadanya.  
Tapi saya pribadi dan suami tidak ikut ke mushola.  Karena kami berdua kan ASN.  Harus memberi contoh kepada masyarakat.   Untuk selalu stay at home di musim Corona ini.  Meski demikian, saya tetap masak ketupat dan lain-lain itu.  Sedangkan yang membawa ke mushola adalah Kakak Prabu.  Dia paling semangat kalau ada acara makan-makan di mushola atau masjid bersama teman-temannya.  
Ya Allah.... Semoga pageblug ini segera berlalu.  Sehingga kami semua bisa hidup normal kembali.

KETUPAT DAN SEJARAHNYA
Adalah Sunan Kalijaga yang pertama kali memperkenalkan pada masyarakat Jawa. 

Sunan Kalijaga membudayakan 2 kali BAKDA, yaitu bakda Lebaran dan bakda Kupat yang dimulai seminggu sesudah Lebaran.

Arti Kata Ketupat.

Dalam filosofi Jawa, ketupat memiliki makna khusus. Ketupat atau KUPAT merupakan kependekan dari Ngaku Lepat dan Laku Papat.
Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan.
Laku papat artinya empat tindakan.

Ngaku Lepat.

Tradisi sungkeman menjadi implementasi ngaku lepat (mengakui kesalahan) bagi orang jawa.
Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan dari orang lain.

Laku Papat.

1. Lebaran.
2. Luberan.
3. Leburan.
4. Laburan.

Lebaran.
Sudah usai, menandakan berakhirnya waktu puasa. 

Luberan.
Meluber atau melimpah, ajakan bersedekah untuk kaum miskin.
Pengeluaran zakat fitrah.

Leburan.
Sudah habis dan lebur. Maksudnya dosa dan kesalahan akan melebur habis karena setiap umat islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.

Laburan.
Berasal dari kata labur, dengan kapur yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding.
Maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batinnya.

FILOSOFI KUPAT - LEPET

KUPAT
Kenapa mesti dibungkus janur? 
Janur, diambil dari bahasa Arab " Ja'a nur " (telah datang cahaya ). 
Bentuk fisik kupat yang segi empat ibarat hati manusia.
Saat orang sudah mengakui kesalahannya maka hatinya seperti kupat yang dibelah, pasti isinya putih bersih, hati yang tanpa iri dan dengki.
Kenapa? karena hatinya sudah dibungkus cahaya (ja'a nur). 

LEPET
Lepet = silep kang rapet.
Mangga dipun silep ingkang rapet, mari kita kubur/tutup yang rapat.
Jadi setelah ngaku lepat, meminta maaf, menutup kesalahan yang sudah dimaafkan, jangan diulang lagi, agar persaudaraan semakin erat seperti lengketnya ketan dalam lepet.

LONTHONG
Lonthong = olone wes kothong
Setelah berma'afan segela kesalahan akan terhapuskan, sehingga Rahmat Allah akan dicurahkan

Betapa besar peran para wali dalam memperkenalkan agama Islam. Umat muslim sudah seharusnya memuliakan budaya atau ajaran yang telah disampaikan para wali di Indonesia ini.

Pelajaran hari ini:
Menilai kekurangan orang lain memang mudah.  Tapi membuat jadi lebih baik, sangat berat.  Tetap semangat menjadi diri sendiri.  Terus semangat berbenah.  Jangan lupa bahagia.

Pelajaran hari ini:
Alhamdulillah.... Saat ini yang lokal jauh lebih mahal.  Bahkan mencapai 2X lipat.  Kita mulai bisa menghargai bangsa sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar