Lebaran masih kurang lebih sebelas hari lagi. Tapi seperti biasa, godaan THR mulai mengganggu konsentrasi kita dalam menjalankan ibadah puasa, tarawih dal lain-lain. Di WAG, sudah banyak berseliweran berita-berita yang entah berapa persen kebenarannya. Bahwa THR ASN akan segera cair.
Pagi ini ada dua orang yang membeli toples Calista Otaru. Alhamdulillah.... Tapi itu tidak cukup untuk membeli sembako. Ya, sembako untuk shodaqoh pagar besuk. Seusai shalat Dhuha, Sada kabr di WAG, bahwa hari ini Bu Lilis akan membagi THR dari sekolah. Lumayanlah, jumlhnya tiga ratus ribu. Minimal cukup untuk belanja sembako hari ini, dan akan dibagi besuk.
Saya segera mandi dan menyiapkan segala sesuatunya. Lalu berangjat ke sekolah. Tak lupa mampir ke kantor pos untuk mengirim 2 paket toples kenalamat pembeli. Baru kemudian ke sekolah.
Sampai di sekolh, ternyata sudah ada Bu Lilis yang menunggu. Saya segera tanda tangan untuk mengambil THR. Alhamdulillah.... Sekai lagi saya bersyukur. Karena uang tiga ratus ribu rupiah ini sudah dapat menyelamatkan saya. Ya, tentu menyelamatkan dari sebuah janji.
Setelah itu, saya juga mwnanda tangani daftar hadir piket. Kemudian menata meja kerja di ruang guru. Baru pas jam menunjukkan pukul 10.00. Artinya sudah boleh meninggalkan sekolah. Saya bergegas menuju gudang. Tidak lain, untuk membeli sembako. Kali ini saya membeli: kecap, garam, mie instant, ikan layur, tepung bumbu, dan bawang putih.
Syukurlah, ternyata uangnya masih cukup. Bahkan masih ada kembalian, sekitar sepuluh ribu rupiah. Segera saya tata belanjaan tersebut di motor. Tentu saja dibantu oleh Citra, kasir di gudang tersebut. Kebetulan dia mantan siswa saya. Alumni SMPN 1 Baureno.
Berulang kali saya berayukur. Karen menerima THR hari ini. Akhirnya besuk masih bisa bagi-bagi sembako lagi. Bahagia melihat senyuman tetangga terdekat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar