Sabtu, 09 Mei 2020

Ramadan ke 17: Puasa dan Hujan

Ramadan ke 17: Puasa dan Hujan
Ramadan di tengah pandemi kovid 19 ini memang terasa lebih berat.  Belum lagi hawa panas begitu menyengat.   Kulit dan tenggorokan terasa kering kerontang.  Maklum saja.   Selain musim Corona, kami juga mengalami musim kemarau.
Namun betapa bahagianya.   Ternyata susai adzan ashar, turun hujan rintik.  Hawa dingin langsung menyusup ke seluruh tubuh.  Terasa sejuk sampai ke dalam kerongkongan.   Nyes rasanya.  Saya berucap syukur kepada Gusti Allah.  Puasa hari ini sedikit ringan.  Karena hujan rintik itu membuat hawa menjadi dingin.
Seusai shalat ashar.  Saya dan anak-anak segera menyipkanenu buka puasa.   Tidak seperti hari-hari kemarin. Sekarang saya membuat minuman hangat.  Yaitu wedang jehe dan wedang teh.
Kebetulan di kulkas masih ada bakso.  Beberapa hari yang lalu nitip Anik, agar dibelikan adonan pentol.  Sekalian minta tolong dibentuk bulatan-bulatan.  Sehingga saya tinggal membuat kuahnya saja.
Sore ini kami sepakat berbuka puasa dengan bakso daging sapi.  
Tak butuh waktu lama.  Semua sudah tersedia di meja makan.  E, maaf.... Kami belum punya meja makan.  Jadi saya menyulap kardus wadah buku menjadi sebuah meja.  Tentu dilengkapi dengan taplak meja.  Sehingga tampilannya sekilas mirip lah dengan meja makan sesungguhnya.
Tak lama kemudian, adzan Maghrib noun beriumandang.  Kami langsung minum teh hangat dan makan takjil.  Setelah itu, kemudian segera mengambil wudhu dan shalat berjamaah.  Kali ini yang mendapat giliran menjadi imam adalah Kakak Prabu.  Sementara kami semua makmum.
Seusai jamaah shalat Maghrib,. Barulah menikmati makan nasi dan lauk yang kami siapkan.  Tak lupa, semua mencuci piring, gelas dan sendoknya sendiri-sendiri.  Semuanya beres, tinggal istirahat dan berbincang santai di teras.  Sambil menunggu waktu Isyak dan tarawih.
Malam ini, yang bertugas menjadi imam shalat tarawih adalah Ayah.  Selama kurang lebih 60 menitan kami menjalani shalat Isyak, terawihbfan berdzikir.  Lalu dilanjut dengan tadarus secara bergantian.  Ketika satu diantara kami tadarus, maka yang lain harus menyimak.  Demikian seterusnya.  Sampai kami semua selesai membaca.  Begitulah cerita saya ramadhan hari ini.  Tetap semangat dan bahagia bersama keluarga, meski di tengah pandemi kovid 19.  Mudah-mudahan semua ini segera berlalu.  Sehingga kemeriahan ramadhan bisa kembali kami rasakan.  Aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar