Sudah beberapa hari saya menaruh sembako di pagar depan rumah. Lengkap dengan tulisan," "Ambil Bagi yang Membutuhkan."
Maka orang-orang yg lewat atau sengaja datang, langsung saja mengambil dan terus pergi membawa bingkisan sederhana itu. Tapi hari ini ada yang beda. Dua orang pria muda datang dengan naik ontel. Dia menekan bel di pagar. Padahal pintu tidak saya gembok. Hanya menutup saja.
"Ada apa, Mas?" Tanya saya begitu dari dalam ruang tamu. Hanya kepala saja yang terlihat di daun pintu.
"Kami boleh minta ini, Bu."
"Boleh. Kansudah ada tulisannya," jawab saya.
Lalu dia mengambil 2 paket. Buat dia sendiri dan buat temannya.
"Terima kasih banyak Bu. Ini sangat membantu. Kami barusan kena PHK," katanya.
"Ya Mas, sama-sama. Kalau besuk belum ada kerjaan, boleh ambil lagi," kata saya sebelum menutup pintu kembali. Uadara siang ini memang panas sekali. Sehingga rasanya tidak kuat kalau harus membuka pintu lama-lama.
Saya lihat dari balik jendela. Setelah menaruh bingkisan itu di sepedhah, kedua pria itu langsung pergi.
Dengan kejadian ini, saya lebih banyak bersyukur. Sudah memiliki pekerjaan tetap, dengan gaji yang pasti. Bahkan masih tunjangan sertifikasi. Demikian juga suami.
Maka tidaklah berlebihan jika kami mewujudkan rasa syukur itu dengan berbagi. Walau banyak yang mengkritik. Katanya memberi semacam itu menyebabkan mereka malas. Ada juga yang bilang, "memberi harusnya diantar ke rumahnya.". Ya, memang biasanya saya melakukan itu. Memberikan langsung sembako atau uang kepada tetangga terdekat. Tapi saat ini keadaannya kan berbeda. Saya sedang Stay at home (Di rumah saja). Karena negeri ini sedang diuji. Bahkan hampir seluruh dunia sedang diserang virus Corona. Atau lebih dikenal dengan nama COVID-19. Namun justru keadaan semacam ini, mendorong kita harus lebih banyak berbagi. Karena banyak saudara-saudara kita yang terdampak keadaan tersebut. Orang yang tadinya bekerja, bisa jadi kini pebgangguran. Mereka itu tentu butuh bntuan. Memang kami tidak bisa membantu banyak. Namun minimal bisa sedikit membuat mereka tersenyum. Karena tidak perlu mikir lagi, buka puasa nanti mau pakai apa. Walau hanya ikan teri dan sambal terasi, sudah lumayan. Syukur kalau dapat tambahan penghasilan. Bisa makan lebih enak. Atau dapat juga uamgnya ditabung untuk kebutuhan lain. Menjelang lebaran ini, pastilah akan banyak yabg yang harus dibeli.
Maafkan jika ada yang terganggu dengan postingan ini. Saya haya bermaksud menginspirasi. Agar kita semua tidak mengandalkan pemerintah saja, di masa sulit seperti ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar