Alhamdulillah.... Semalam sudah ada SMS dari Bank BRI. TPP saya cair. Masih ingat kan tradisi shodaqoh pagar yang saya lakukan selama bulan suci?
Pertama saya hanya shodaqoh pagar 10 paket saja setiap hari. Alhamdulillah, lama kelamaan bisa shodaqoh pagar sampai 26 paket sembako ala kadarnya.
Kalau biasanya hanya pagar depan, kini mulai merambat ke samping. Terima kasih setulusnya kepada para pembeli Toples Calista Otaru di manapun berada. Karena semua hasil penjualan saya gunakan untuk membeli sembako ini, setiap hari.
Sejak Ramadan pertama, saya sudah kepikiran untuk melakukan ini. Karena terinspirasi teman-teman di Facebook. Juga inspirasi dari seorang aktor ganteng dari India.
Saya tinggal di dusun kecil. Rata-rata bertetangga dengan buruh tani, kuli panggul, tukang becak, tukang sampah, pencari rongsok dan lain-lain. Masa pandemi kovid 19 semacam ini, mereka sangat merasakan dampaknya. Memang dengan shodaqoh pagar ini, tidak mungkin bisa membatu menyelesaikan masalah mereka secara tuntas. Tetapi minimal saya sudah berusaha berbuat yang terbaik.
Awalnya banyak banget yang menentang. Termasuk suami saya sendiri. Karena biasanya kami shodaqoh dengan cara memberikan langsung ke rumah-rumah tetangga. Tapi di masa sulit seperti ini. Apalagi kami sedang Stay at home. Menurut saya ini solusi terbaik. Akhirnya semua bisa mengerti dan mendukung.
Kebetulan hari ini ada Anik (adik saya) sedang main ke rumah. Langsung saya ajak belanja di gudang Sraturejo. Kebetulan di rumah masih ada Se karton minyak isi 24 botol. Jadi hari ini tinggal membeli mie, tepung bumbu, bawang putih, bawang bombai, dan penyedp rasa. Awalnya mau tamba ikan teri atau layur. Tapi ternyata lagi kosong. Ya sudah, Minggu depan sajalah ditambah ikan. Kali ini cukup itu saja.
Sepulang dari gudang. Saya dan Anik langsung membungkus semua sembako tadi menjadi 24 paket. Tapi rasanya kok terlalu sedikit ya. Lalu bungkusan-bungkusan itu saya buka lagi. Rencananya besuk mau ditambah dengan ikan teri, cabe dan tomat. Kasihan, tetangga kami banyak yang terdampak Covid 19. Seperti pedagang-pedagang yang biasanya keliling di sekolah-sekolah, tukang becak, janda-janda dan anak-anak yatim. Semoga sembako sederhana ini bisa sedikit mengurangi beban hidup mereka. Jika ada rejeki, saya berencana melanjutkan tradisi shodaqoh pagar ini minimal setiap Hari Jum'at. Tapi kalau bisa ya lebih sering lebih baik. Apa salahnya sih menyenangkan hati orang lain. Terutama. Orang yang tidak mampu.
Mantap Bu Emi, barakallah.👍
BalasHapusBarakallah buu
BalasHapusSubhanallah...mulia sekai bu emi
BalasHapusLanjutken !
BalasHapus