Kamis, 29 Oktober 2020

Udan Esuk, Buku lan Gedhang Godhog

Udan Esuk, Buku lan Gedhang Godhog
Dening: Emi Sudarwati
Tletik-tletike toya wening ing paving
Kang kebak bledug endhut lumut
Nggiles sakehing prasangka jroning dhadha
Kang sasuwene Iki dadi sanggan panguripan bebrayan agung
Sumribite samirana ngobat-ngabitake pang-pang garing lan godhonh-godhong ijo royo-royo
Siji mbaka siji semburat kagawa mlumpat
Nanging wit Pelem kuwi panggah ngadheg jejeg
Gagah prakosa katon edi
Nambahi endah sesawangan esuk Iki
Nalika udan wus nilarake banyu ngombe
Kanggone umat ing bumi kang katelak mangsa.
Udan Esuk Iki
Amung ana buku lan gedhang godhog kang setya ngancani
Ngenam pangimpen rina banget mubra
Ngecet godhong ijo dadi royo-royo
Ngrembuyung lan mupangati mring sasama.





Selasa, 20 Oktober 2020

KULTUM HP

KULTUM HP
Oleh: Emi Sudarwati
Sa
Ada yang menarik pada kuliah tujuh menit sehabis shalat dhuhur ini.  Apa sih yang menarik? Kenapa para jamaah langsung membuka mata?  Padahal tadinya sudah banyak yang mulai melipat mukena untuk bantal.
Kasih tahu nggak ya....
Kasih tahu deh....
Siang ini kami mendapat pencerahan dari Ustadz H. Eko Purwanto.  Guru Matematika itu menggunakan media HP loh saat ceramah.  Materinya juga menarik.  Yaitu tentang bocoran hari akhir.  Di surga nanti akan ada pertemuan antara penduduk surga yang sudah lama dan yang baru masuk.  Ternyata mereka bisa reuni dan saling bercerita.
Nah... Menarik kan?  Sayang ya, hanya tujuh menit saja.  Ditunggu bocorak kisah selanjutnya. Terima kasih.

SRIKANDI DALAM PANDEMI

SRIKANDI DALAM PANDEMI
Emi Sudarwati, S.Pd
Pandemi Covid-19 adalah musibah dunia.  Virus Corona menyebar secara cepat, tanpa bisa diprediksi oleh siapa pun juga.  Corona adalah virus keturunan ketujuh dari virus-virus yang sebelumnya telah menyebar.  Juga merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan.  Corona berarti mahkota.  Karena bentuknya menyerupai mahkota.  Disebut dengan nama Corona atau Covid-19 karena muncul pada tahun 2019.  Virus ini tergolong jenis baru yang ditemuka pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina pada Desember 2019.
Gejala munculnya virus ini bisa dideteksi.  Yaitu jika ada orang yang dalam 14 hari merasakan demam lebih dari 38°C, batuk kering dan sesak napas.  Apalagi orang tersebut pernah melakukan perjalanan ke suatu tempat yang terjangkit virus, maka sebaiknya segera melakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut.  Agar segera dapat memastikan diagnosanya.
Sejak Maret 2020, sebanyak 152 negara telah menginformasikan bahwa negara mereka terjangkit virus corona. Sedangkan di Indonesia sendiri, baru mulai merasakan masuknya virus corona pada Tanggal 2 Maret 2020.  Saat itu presiden mengumumkan bahwa sudah ada dua orang Indonesia yang positif terjangkit virus corona.  Yaitu perempuan berusia 31 dan 64 tahun.  Namun kasus tersebut diduga bukan kasus yang pertama.  Karena seorang peneliti dari UI memprediksi bahwa corona telah masuk ke Indonesia sejak Januari 2020.    
Namun karena di negara lain sudah mengalami hal ini sejak akhir 2019.  Oleh karenanya pandemi ini disebut juga Covid-19.  Penyebaranya begitu cepat.  Satu orang yang terkena virus dapat minimal menyabarkan pada tiga orang terdekatnya.  Waktu penularannya rata-rata selama 5 hari.  Hal inilah yang menyebabkan sulitnya menekan laju penularan virus corona di Indonesia.  Jika dalam satu rumah ada yang terkena, maka seluruh anggota keluarganya harus melakukan pemeriksaan.  
Sampai saat ini, virus corona sudah mejadi musibah dunia.  Banyak kurban berjatuhan. Kebanyakan yang rentan terkena virus corona sampai meninggal dunia adalah para lansia, atau mereka yang memang memiliki peyakit bawaan sebelumnya.  Namun tidak sedikit pula orang yang awalnya sehat, terpapar juga.    
Sejak Maret 2020, sebanyak 152 negara telah menginformasikan bahwa negara mereka terjangkit virus corona. Sedangkan di Indonesia sendiri, baru mulai merasakan masuknya virus corona pada Tanggal 2 Maret 2020.  Saat itu Presiden mengumumkan bahwa sudah ada dua orang Indonesia yang positif terjangkit virus corona.  Yaitu perempuan berusia 31 dan 64 tahun.  Namun kasus tersebut diduga bukan kasus yang pertama.  Karena seorang peneliti dari UI memprediksi bahwa corona telah masuk ke Indonesia sejak Januari 2020.    
Namun karena di negara lain sudah mengalami hal ini sejak akhir 2019.  Oleh karenanya pandemi ini disebut juga Covid-19.  Penyebaranya begitu cepat.  Satu orang yang terkena virus dapat minimal menyabarkan pada tiga orang terdekatnya.  Waktu penularannya rata-rata selama 5 hari.  Hal inilah yang menyebabkan sulitnya menekan laju penularan virus corona di Indonesia.  Jika dalam satu rumah ada yang terkena, maka seluruh anggota keluarganya harus melakukan pemeriksaan.  
Sampai saat ini, virus corona sudah mejadi musibah dunia.  Banyak kurban berjatuhan. Kebanyakan yang rentan terkena virus corona sampai meninggal dunia adalah para lansia, atau mereka yang memang memiliki peyakit bawaan sebelumnya.  Namun tidak sedikit pula orang yang awalnya sehat, terpapar juga.    
  Pandemi Covid-19 menjadi hantaman keras bagi dunia pendidikan.  Model pembelajaran langsung yang selama ini terbukti dapat menjadi wahana interaksi, kolaborasi, padu-padan, empati, dan simpati harus diubah menjadi model pembelajaran maya (Salim, 2020:33).
Di sini peran seorang ibu sangat ditantang.  Mereka harus siap tampil sebagai Srikandi bagi anak-anaknya.  Srikandi adalah salah satu tokoh dalam cerita Pewayangan Jawa, yaitu Mahabharata.  Srikandi memiliki watak yang lemah lembut, keibuan dan cantik.  Namun di sisi lain, juga tampil gagah berani dan tangguh saat maju ke medan perang untuk membela kebenaran.  Itulah sebabnya, maka tokoh wanita yang satu ini sangat disegani.
Dalam masa pamdemi seperti sekarang ini, sangat layak jika seorang ibu meneladani sikap dan sifat Srikandi.  Yaitu sanggup berperan menjadi istri yang selalu setia mendampingi suaminya dalam suka maupun duka.  Menjadi guru bagi anak-anaknya yang sedang menjalani masa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).  Menjadi ahli ekonomi yang dapat mengatur keuagan keluarga dengan bijaksana.  Juga selalu peduli terhadap lingkungan sekitar, dengan membantu tetagga yang sedang mengalami krisis.
Peran ibu menjadi pendamping anak-anak belajar di rumah menjadi sangat penting.  Karena orang tualah saat ini yang lagsung menjadi pembimbing belajar bagi anak-anaknya.  Dari sinilah beragam masalah baru akan muncul.  Banyak orang tua yang mengeluh.  Karena ia tidak lagi bisa mengikuti model pembelajaran masa kini.  Ada pula anak-anak yang protes.  Karena orang tuanya tidak bisa mengajar seperti gurunya di sekolah.  Hanya seorang ibu berjiwa Srikandi yang selalu tangguh menghadapi situasi apapun.  
Kejenuhan anak dalam mengerjakan tugas harian tidak mungkin bisa dihindari.  Oleh karena itu, seorang ibu harus punya jurus cinta untuk menghibur dan mengobati kegalauan sang buah hati.  Sehingga mereka tidak semakin stres menghadapi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).  Setelah beberapa bulan hanya beraktivitas di dalam rumah saja.  Mereka tentu merindukan jalan-jalan ke luar kota, bermain bola di lapangan, berenang di kolam dan lain-lain.  Dari sini seorang ibu berjiwa Srikandi tentu sangat dibutuhkan.
Untuk mehapus kejenuhan, seorang ibu harus menciptakan kegiatan-kegiatan untuk mengisi hari-hari panjang.  Misalkan dengan sering memasak.  Tentu saja dengan menu yang bervariasi setiap harinya. Hal ini diharapkan dapat menggugah selera makan keluarga.  Sehingga mereka dapat melupakan kesedihan.  Karena tidak boleh terlalu sering ke luar rumah jika tidak benar-benar penting.  Kalau terpaksa harus ke luar rumah, tentunya dengan stadar protokol kesehatan.  Paling sederhana, wajib memakai masker.
Diakui atau tidak.  Pandemi yang melanda dunia ini sangat berimbas kepada beberapa hal.  Mulai dari ekonomi, politik, kesehatan, dan juga pendidikan. Rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang ibu memang sangat melelahkan.  Namun seorang Srikandi tentu harus siap menguras waktu, tenaga, pikiran dan biaya.  Mulai dari mengurus pekerjaan rumah, seperti mencuci piring, mencuci baju, memasak, membersihkan rumah, mengurus anak-anak beserta tugas-tugasnya dari sekolah, juga membersamai mereka bermain.
Di bidang ekonomi, seorang Srikandi harus siap hidup hemat di masa pandemi.  Karena hampir semua harga kebutuhan pokok naik secara signifikan.  Belum lagi jika melihat keadaan tetangga banyak yang kena PHK.  Maka kita harus berpikir pula untuk meringankan beban mereka.  Banyak bersukur, karena memiliki suami ASN.  Tentunya jauh lebih beruntung dabandingkan wanita-wanita lain yang bersuamikan buruh atau pekerja serabutan.
Oleh karena itu, siap atau tidak kita harus segera beradaptasi dengan era baru dalam kehidupan ini.  Seorang ibu berjiwa Srikandi tentu dapat segera berdamai dengan keadaan.  Pikiran kita adalah magnet yang akan menarik apapun yang kita pikirkan.  Apabila kita menganggap sesuatu itu negatif, maka akan berpengaruh kepada seluruh gerak komponen tubuh kita untuk merealisasikannya.  Sebaliknya jika berpikir positif, maka semua gerakan kita akan menuju kepada keberhasilan baik (Salim, 2020:205).
Banyak hal positif yang dapat kita petik di masa pandemi.  Seperti semakin dekatnya hubungan antar keluarga.  Karena lebih sering bersama-sama dalam rumah.  Mulai belajar, makan, bermain, dan kegiatan-kegiatan lain yang selalu dilakukan bersama-sama.  Kini keluarga juga semakin peduli terhadap kesehatan.  Sperti: sering mencuci tangan dengan sabun dan air bersih. Juga menyemprotkan hand sanitizer secara berkala.  Terutama sesudah bersalaman atau bersentuhan dengan orang lain.  Memakai masker saat keluar rumah atau berjumpa dengan orang lain.  Tentu ini sangat baik untuk kesehatan.  Selain kesehatan pernapasan, juga kesehatan kulit.  Karena kulit wajah biasanya sangat sensitif terhadap sinar matahari maupun debu. 
Akhirul kata.  Mudah-mudahan Corona ini semakin mendekatkan kita kepada Sang Pencipta.  Bahwa kita sebagai manusia sangatlah lemah.  Hanya dengan virus kecil dan tak terlihat saja demikian takutnya.  Selanjutnya, pasrahkan semua kepada Yang Mahakuasa.  Karena segala sesuatu yang terjadi di dunia ini tidak mungkin ada tanpa izin dari-Nya. 

DAFTAR PUSTAKA
Salim, Agus dkk.  2020. Berkat Pandemi (Esai-Esai Tentang Imbas Virus Corona pada Dimensi Pendidikan.  Mojokerto: Boenga Ketjil




Senin, 19 Oktober 2020

SRENGENGE ESUK

SRENGENGE ESUK
Dening: Emi Sudarwati
Dakjumputi kecik awerna Cemeng
Tinandur ing lemah bera nela tur aking
Memuja lan memuji mring Gusti
Mugya Thukul ngrembuyung dadya wit sawo
Banyu udan nelesi Teleng
Najan sakeplasan arupi grimis
Srengenge esuk sumunar kencar
Aweh pepadhang jagad gumelar
Tinuntun laku becik najan satlenik
Dhuh Gusti nyuwun pituduh
Dalan padhang jingglang kena disawang
Tebih saking rubeda lan pepalang

26 Desember 2020



Jumat, 16 Oktober 2020

NARSUM PERPUSDA

NARSUM PERPUSDA
Oleh: Emi Sudarwati

Beberapa Minggu yang lalu.  Pak Sukarni menulis di grup Penulis Buku Bojonegoro.  Bahwa perpusda akan mengadakan bimtek Penulis Buku.  Pesertanya dibatasi 50 orang saja. Tentu saja saya sangat tertarik mengikuti kegiatan tersebut.  Jujur saja, alasannya adalah karena ingin reuni dengan teman-trman sesama penulis. Karena dengan berjumpa sesama penulis, semangat untuk terus menulis  senan tiasa terjaga.
Tetapi sayang, kuota sudah penuh.  Kecewa dong.  Rasa. Kecewa itu saya tulis di grup. 
"Wah, saya tidak kebagian kuota."
Beruntung Pak Sukarni segera membalas. "Bu Emi jadi peserta istimewa saja," jawab beliau.  Tentu saja saya sangat senang.
Seminggu yang lalu, tiba-tiba ada wapri dari beliau.  Bahwa saya harus segera menyiapkan meteri untuk acara bimtek.  
"Berarti saya Nara sumber, Pak" tanya saya sedikit kaget.  Beliau pun penjelaskan bahwa nanti akan ada tiga Nara sumber. Yaitu Pak Cahyono dari Ngawi, Pak Santo guru SMAN 3 Bojonegoro dan saya.  
Besuknya saya segera WA Pak Santo untuk menanyakan pembagian tugas narsum.  Kebetulan saya dapat sesi 3.  Yang tugasnya memotivasi peserta untuk menulis buku antologi.  
Pelatihan sedianya diadakan di SMKN 1 Bojonegoro pada tanggal 12 Oktober 2020.
Tapi kurang dua hari, izin bupati masih belum turun.  Maka diberitahukan tentang penundaan kegiatan.  Entah sampai kapan, belum disampaikan.    
Tanggal 13 Oktober baru dapat kepastian, bahwa acaranya tanggal 15 Oktober 2020.  Rasa senang begitu membuncah.  Bukan karena saya menjadi nara sumber.  Tetapi justru karena dapat belajar kepada dua Nara sumber senior.  Beliau berdua telah banyak berkarya, baik di media maupun di buku.
Jam tujuh pagi, saya sudah berdandan secantik mungkin.  Cie... Iya lah, kan mau Selfie dengan teman-teman penulis Bojonegoro.  Sampai di lokasi masih sepi. Saya langsung menuju ke aula SMKN 1 Bojonegoro.  Di meja pendaftaran ulang ada beberapa panitia dan Pak Sukarni.  Saya langsung bisa mengenali, walaupun beliau memakai masker dan beri berjumpa pertama kalinya.  
Setelah memperkenalkan diri, beliau mempersilahkan masuk.  Ternyata di dalam sudah ada beberapa penulis yang sudah sangat saya kenali.  Ada Pak Slamet Widodo beserta istri, Pak Wahab, Bu Puji, Bu Elfi Zufrida, Bu Rini Marina, Bu Sri Wahyuningsih, Bu Yulianti, Pak Wawan Rudianto, Pak Rahmad, Kak Said, Bu Alkurnia dan masih banyak lagi yang lainnya.  Kami segera ngobrol, ber ha ha hi hi dan berfoto.  
Tak lama kemudian, acara dimulai dengan pembukaan.  Pembawa acara membacakan susunan acara.  Sambutan pertama dari ketua panitia, yaitu Bapak Sukarni.  Beliau melaporkan alasan diadakan kegiatan tersebut, jumlah dan lain-lain.  Dilanjutkan sambutan dadi kepala dinas perpustakaan dan kearsipan, yaitu Bapak Kamidin. Beliau sangat bersemangat memajukan gerakan literasi di Bojonegoro.  Walaupun anggaran untuk dinas perpustakaan dan kearsipan ini sangat kecil.  Namun beliau akan berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkan impian tersebut m. Tentu saja ini juga menjadi impian bagi sebagian besar penulis Bojonegoro. 
Seusai sambutan, acara pembukaan pun ditutup dengan doa.  
Setelah itu masuk ke acara inti, yaitu pelatihan menulis buku.  Kesempatan pertama sedianya diisi oleh Bapak Cahyono dari Ngawi.  Namun karena beliau masih dalam perjalanan, maka Pak Santo yang diminta menyampaikan materinya terlebih dahulu.  
Pak Santo menyampaikan tentang teknik menulis dengan jelas, gamblang dan mudah dipahami.  Lalu dilanjutkan oleh bapak Cahyono.  Beliau menyampaikan, bahwa seorang penulis harus poligami.  Dalam arti mau belajar banyak gangre sebelum jatuh cinta pada satu jenis karya.  Bisa juga di artikan, bahwa menulis adalah istri ke dua seorang penulis.  Oleh karena itu, terkadang beliau lebih mencintai buku dan karya tulis nya dibanding istrinya sendiri.
Sedangkan di sesi tiga, saya bercerita tentang menulis dan menerbitkan buku untuk keliling Nusantara dan dunia.   Di akhir acara, kami memberikan tugas kepada peserta.  Semua harus menulis opini atau cerpen.  Karya tersebut akan dimuat dalam buku antologi ber ISBN. 

Selasa, 13 Oktober 2020

Al-Qur'an For Android

Al-Qur'an For Android
Oleh: Emi Sudarwati
Teknologi diciptakan untuk memudahkan manusia.  Termasuk aplikasi Alquran For Android.   Mengapa demikian? Karena sepanjang waktu, kita tidak pernah lepas dari benda sakti ini.  Di rumah, di sekolah, di mobil dan di mana saja ketika kita butuh, dia pasti selalu ada di sisi.
Tidak terkecuali saat kita ingin membaca Alquran.  Tinggal lakukan satu sentuhan, maka aplikasi akan terbuka.  Lalu kita bisa membaca sampai puas beserta terjemahannya.  Sekaligus dapat membantu bagi kita yang belum fasih membaca Alquran.  Pada saat berhenti membaca, kita cukup menandai dengan sekali tekan pula.  Maka waktu ingin membaca lanjutannya, tinggal buka.  Juga cukup sekali sentuh.  Jangan khawatir, akan ada notifikasi masuk ke HP kita. Seperti pesan-pesan WA maupun yang lain.  Karena saat aplikasi Alquran itu terbuka, maka notifikasi apapun tidak akan bisa masuk.  
Tapi semua itu tergantung dari niat kita.   Kalau memang niatnya ingin membaca Alquran, pasti akan fokus.  Sebaliknya, jika niatnya berbeda, hasilnya juga berbeda pula.   
Jadi jangan repot dengan perasaan orang lain.  Tapi kelola perasaan sendiri.  Maka semua pasti akan baik-baik saja.  Semoga mencerahkan. Terima kasih.

Senin, 12 Oktober 2020

Srikandi Dalam Pandemi

SRIKANDI DALAM PANDEMI
Emi Sudarwati, S.Pd
Pandemi Covid-19 adalah musibah dunia.  Virus Corona menyebar secara cepat, tanpa bisa diprediksi oleh siapapun juga.  Corona adalah virus keturunan ke tujuh dari virus-virus yang sebelumnya telah menyebar.  Juga merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan.  Corona berati mahkota.  Karena bentuknya menyerupai mahkota.  Disebut dengan nama Corona atau Covid-19 karena muncul pada tahun 2019.  Virus ini tergolong jenis baru yang ditemuka pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina pada Desember 2019.
Gejala munculnya virus ini bisa dideteksi.  Yaitu jika ada orang yang dalam 14 hari merasakan demam lebih dari 38°C, batuk kering dan sesak napas.  Apalagi orang tersebut pernah melakukan perjalanan ke suatu tempat yang terjangkit virus, maka sebaiknya segera melakukan pemeriksaan laboratorium leih lajut.  Agar segera dapat memastikan diagnosanya.
Sejak Maret 2020, sebanyak 152 negara telah menginformasikan bahwa negara mereka terjangkit virus corona. Sedangkan di Indonesia sendiri, baru mulai merasakan masuknya virus corona pada Tanggal 2 Maret 2020.  Saat itu presiden mengumumkan bahwa sudah ada dua orang Indonesia yang positif terjangkit virus corona.  Yaitu perempuan berusia 31 dan 64 tahun.  Namun kasus tersebut diduga bukan kasus yang pertama.  Karena seorang peneliti dari UI memprediksi bahwa corona telah masuk ke Indonesia sejak Januari 2020.    
Namun karena di negara lain sudah mengalami hal ini sejak akhir 2019.  Oleh karenanya pandemi ini disebut juga Covid-19.  Penyebaranya begitu cepat.  Satu orang yang terkena virus dapat minimal menyabarkan pada tiga orang terdekatnya.  Waktu penularannya rata-rata selama 5 hari.  Hal inilah yang menyebabkan sulitnya menekan laju penularan virus corona di Indonesia.  Jika dalam satu rumah ada yang terkena, maka seluruh anggota keluarganya harus melakukan pemeriksaan.  
Sampai saat ini, virus corona sudah mejadi musibah dunia.  Banyak kurban berjatuhan. Kebanyakan yang rentan terkena virus corona sampai meninggal dunia adalah para lansia, atau mereka yang memang memiliki peyakit bawaan sebelumnya.  Namun tidak sedikit pula orang yang awalnya sehat, terpapar juga.    
Sejak Maret 2020, sebanyak 152 negara telah menginformasikan bahwa negara mereka terjangkit virus corona. Sedangkan di Indonesia sendiri, baru mulai merasakan masuknya virus corona pada Tanggal 2 Maret 2020.  Saat itu presiden mengumumkan bahwa sudah ada dua orang Indonesia yang positif terjangkit virus corona.  Yaitu perempuan berusia 31 dan 64 tahun.  Namun kasus tersebut diduga bukan kasus yang pertama.  Karena seorang peneliti dari UI memprediksi bahwa corona telah masuk ke Indonesia sejak Januari 2020.    
Namun karena di negara lain sudah mengalami hal ini sejak akhir 2019.  Oleh karenanya pandemi ini disebut juga Covid-19.  Penyebaranya begitu cepat.  Satu orang yang terkena virus dapat minimal menyabarkan pada tiga orang terdekatnya.  Waktu penularannya rata-rata selama 5 hari.  Hal inilah yang menyebabkan sulitnya menekan laju penularan virus corona di Indonesia.  Jika dalam satu rumah ada yang terkena, maka seluruh anggota keluarganya harus melakukan pemeriksaan.  
Sampai saat ini, virus corona sudah mejadi musibah dunia.  Banyak kurban berjatuhan. Kebanyakan yang rentan terkena virus corona sampai meninggal dunia adalah para lansia, atau mereka yang memang memiliki peyakit bawaan sebelumnya.  Namun tidak sedikit pula orang yang awalnya sehat, terpapar juga.    
  Pandemi Covid-19 menjadi hantaman keras bagi dunia pendidikan.  Model pembelajaran langsung yang selama ini terbukti dapat menjadi wahana interaksi, kolaborasi, padu-padan, empati, dan simpati harus diubah menjadi model pembelajaran maya (Salim, 2020:33).
Di sini peran seorang ibu sangat ditantang.  Mereka harus siap tampil sebagai Srikandi bagi anak-anaknya.  Srikandi adalah salah satu tokoh dalam cerita pewayangan dari India, yaitu Mahabharata.  Srikandi memiliki watak yang lemah lembut, keibuan dan cantik.  Namun di sisi lain, juga tampil gagah berani dan tangguh saat maju ke medan perang untuk membela kebenaran.  Itulah sebabnya, maka tokoh wanita yang satu ini sangat disegani.
Dalam masa pamdemi seperti sekarang ini, sangat layak jika seorang ibu meneladani sikap dan sifat Srikandi.  Yaitu sanggup berperan menjadi istri yang selalu setia mendampingi suaminya dalam suka maupun duka.  Menjadi guru bagi anak-anaknya yang sedang menjalani masa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).  Menjadi ahli ekonomi yang dapat mengatur keuagan keluarga dengan bijaksana.  Juga selalu peduli terhadap lingkungan sekitar, dengan membantu tetagga yang sedang mengalami krisis.
Peran ibu menjadi pendamping anak-anak belajar di rumah menjadi sangat penting.  Karena orang tualah saat ini yang lagsung menjadi pembimbing belajar bagi anak-anaknya.  Dari sinilah beragam masalah baru akan muncul.  Banyak orang tua yang mengeluh.  Karena ia tidak lagi bisa mengikuti model pembelajaran masa kini.  Ada pula anak anak yang protes.  Karena orang tuanya tidak bisa mengajar seperti gurunya di sekolah.  Hanya seorang ibu berjiwa Srikandi yang selalu tangguh menghadapi situasi apapun.  
Kejenuhan anak dalam mengerjakan tugas harian tidak mungkin bisa dihindari.  Oleh karena itu, seorang ibu harus punya jurus cinta untuk menghibur dan mengobati kegalauan sang buah hati.  Sehingga mereka tidak semakin stres menghadapi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).  Setelah beberapa bulan hanya beraktifitas di dalam rumah saja.  Mereka tentu merindukan jalan-jalan ke luar kota, bermain bola di lapangan, berenang di kolam dan lain-lain.  Dari sini seorang ibu berjiwa Srikandi tentu sangat dibutuhkan.
Untuk mehapus kejenuhan, seorang ibu harus menciptakan kegiatan-kegiatan untuk mengisi hari-hari panjang.  Misalkan dengan sering memasak.  Tentu saja dengan menu yang bervariasi setiap harinya. Hal ini diharapkan dapat menggugah selera makan keluarga.  Sehingga mereka dapat melupakan kesedihan.  Karena tidak boleh terlalu sering ke luar rumah jika tidak benar-benar penting.  Kalau terpaksa harus ke luar rumah, tentunya dengan stadar protokol kesehatan.  Paling sederhana, wajib memakai masker.
Diakui atau tidak.  Pandemi yang melanda dunia ini sangat berimbas kepada beberapa hal.  Mulai dari ekonomi, politik, kesehatan, dan juga pendidikan. Rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang ibu memang sangat melelahkan.  Namun seorang Srikandi tentu harus siap menguras waktu, tenaga, pikiran dan biaya.  Mulai dari mengurus pekerjaan rumah, seperti mencuci piring, mencuci baju, memasak, membersihkan rumah, mengurus anak-anak beserta tugas-tugasnya dari sekolah, juga membersamai mereka bermain.
Di bidang ekonomi, seorang Srikandi harus siap hidup hemat di masa pandemi.  Karena hampir semua harga kebutuhan pokok naik secara signifikan.  Belum lagi jika melihat keadaan tetangga banyak yang kena PHK.  Maka kita harus berpikir pula untuk meringankan beban mereka.  Banyak bersukur, karena memiliki suami ASN.  Tentunya jauh lebih beruntung dabandingkan wanita-wanita lain yang bersuaikan buruh atau pekerja serabutan.
Oleh karena itu, siap atau tidak kita harus segera beradaptasi dengan era baru dalam kehidupan ini.  Seorang ibu berjiwa Srikandi tentu dapat segera berdamai dengan keadaan.  Pikiran kita adalah magnet yang akan menarik apapun yang kita pikirkan.  Apabila kita menganggap sesuatu itu negatif, maka akan berpengaruh kepada seluruh gerak komponen tubuh kita untuk merealisasikannya.  Sebaliknya jika berfikir positif, maka semua gerakan kita akan menuju kepada keberhasilan baik (Salim, 2020:205).
Banyak hal positif yang dapat kita petik di masa pandemi.  Seperti semakin dekatnya hubungan antar keluarga.  Karena lebih sering bersama-sama dalam rumah.  Mulai belajar, makan, bermain, dan kegiatan-kegiatan lain yang selalu dilakukan bersama-sama.  Kini keluarga juga semakin peduli terhadap kesehatan.  Sperti: sering mencuci tangan dengan sabun dan air bersih. Juga menyemprotkan hand sanitizer secara berkala.  Terutama sesudah bersalaman atau bersentuhan dengan orang lain.  Memakai masker saat keluar rumah atau berjumpa dengan orang lain.  Tentu ini sangat baik untuk kesehatan.  Selain kesehatan pernapasan, juga kesehatan kulit.  Karena kulit wajah biasanya sangat sensitif terhadap sinar matahari maupun debu. 
Akhirul kata.  Mudah-mudahan Corona ini semakin mendekatkan kita kepada Sang Pencipta.  Bahwa kita sebagai manusia sangatlah lemah.  Hanya dengan virus kecil dan tak terlihat saja demikian takutnya.  Selanjutnya, pasrahkan semua kepada Yang Maha Kuasa.  Karena segala sesuatu yang terjadi di dunia ini tidak mungkin ada tanpa izin dari Nya. 

DAFTAR PUSTAKA
Salim, Agus dkk.  2020. Berkat Pandemi (Esai-Esai Tentang Imbas Virus Corona pada Dimensi Pendidikan.  Mojokerto: Boenga Ketjil