Alhamdulillah, puasa tahun ini bisa penuh. Tidak punya hutang sama sekali. Walau demikian, saya sudah bertekad. Meskipun tak punya hutang puasa, tetap akan melanjutkan di Bulan Syawal. Tentu saja mulai di hari ke 3 lebaran.
Suami dan anak-anak sudah berjanji mau ikut puasa Syawal juga. Makanya saya semakin bersemangat. Jam 02.30, alarm di HP saya berbunyi. Suami yang lebih dahulu mendengar, langsung membangunkan semuanya. Kami shalat tahajud bersama-sama meski tidak berjamaah. Setelah itu mereka bertiga tidur lagi. Katanya belum siap puasa hari ini. Saya tidak bisa memaksa. Akhirnya hari ini saya puasa Syawal sendirian. Seperti biasa. Kalau puasa sunah, saya tidak pernah makan saur. Hanya minum air hangat campur madu murni saja. InsyaAllah kuat, karena sudah niat. Saat semua kembali terlelap, saya mengambil wudhu lagi dan mengaji. Sambil menunggu subuh, tentunya. Pas dengar adzan subuh, langsung membangunkan suami dan anak-anak saya. Kami shalat subuh berjamaah. Kali ini yang menjadi omamnya adalah Kakak Prabu.
Seusai shalat subuh, kami semua jalan-jalan di pematang sawah. Menghirup udara pagi yang sangat segar. Melihat burung-burung kecil bercanda dengan angin dan dedaunan. Bahagianya mereka. Terbang bebas di angkasa.
Puas menikmati udara pagi, kami kembali ke rumah. Larut dalam aktifitas masing-masing. Saya memasak untuk suami dan anak-anak. Mas Catur menyiapkan materi pembelajaran on line. Kakak Prabu membuat rak bunga dari besi. Sementara Adik Abikara menyelesaikan tugas sekolahnya.
Setelah semuanya matang, saya manggil mereka. Semua makan bersama di teras samping rumah kami. Sementara saya merebahkan tubuh ini di kursi panjang. Membuka HP dan menyalakan paket datanya. Beberapa pesan langsung masuk tiada terbendung. Salah satu pesan yang paling menarik adalah dari Bank BRI. Ya, pemberitahuan bahwa ada uang masuk ke rekening saya. Alhamdulillah, TPP tri wulan pertama sudah cair.
Siang hari, seusai jamaah shalat dhuhur. Mata ini mulai mengantuk. Saya pamit pada suami, untuk tidur siang. Lalu suami saya bilang, bahwa akan ada tamu anak-anak mantan pengurus OSIS SMKN Baureno. Katanya sih sekitar 20 orang. Terus terang saya kuwatir sekali, harus menerima tamu sebanyak itu. Apalagi mereka itu rata-rata sudah bekerja di kota. Jangan-jangan pulang membawa virus. Tapi suami saya tidak enak kalau tidak menerima mereka. Ya sudah, tapi saya bersikeras tidak ikut menemui mereka semua.
Di depan rumah sudah saya sediakan air dan sabun untuk mencuci tangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar