Sabtu, 04 April 2020

Berguru Pada Gurunya Manusia


Berguru pada Gurunya Manusia


Oleh: Emi Sudarwati

Group menulis gelombang 7 hari Jumat 3 April 2020 seperti biasa dimulai pada pukul 19.00 – 21.00 dengan nara sumber oleh bapak Munif chatib. Materi pertama adalah "Menulis Momen Spesial saat Mengajar". Dengan dimoderatori oleh Pak Wijaya Kusuma atau disapa Om Jay.  Beliau idola saya juga.  

Apa yang dimaksud Momen Spesial?

Setiap siswa pasti akan mengalami momen spesial bersama guru-guru yang spesial pula.  

Menurut penulis buku "Gurunya Manusia" itu, momen spesial adalah kejadian khusus yang terjadi dalam proses pembelajaran antara guru dengan siswa, baik di kelas atau di luar kelas.

Momen spesial ini jelas sangat penting, punya potensi untuk masuk ke memori jangka panjang, tak terlupakan seumur hidup. 

Momen Spesial meliputi :

1. Perubahan motivasi,

2. Perubahan kemampuan, dan 

3. Perubahan sikap

Nah, kan....  Siapa coba yang tidak ingun menjadi guru pencipta Momen special bagi siswanya.

Jadi, asalnya tidak minat menjadi minat atau sebaliknya (perubahan motivasi). Begitu pula dengan perubahan kemampuan dan sikap.

Syarat agar kita bisa menangkap momen spesial adalah, kita harus PEKA terutama terhadap 3 hal di atas. Setiap tahapan proses belajar mempunyai peluang terjadinya momen spesial sehingga bisa menjadi bahan baku menulis. Oleh karena itu, guru tidak boleh kering dengan bahan menulis.

Momen spesial bisa kita dapatkan jika guru bertemu dengan siswa. Akan sulit mendapatkan spesial momen dg pembelajran online. Yang bisa dilakukan (pada pembelajaran daring) adalah membaca feedback yang diberikan dari guru kepada siswanya. 

Namun, sayang sekali, banyak guru dalam belajar online dengan siswanya malah banyak memberi tugas, bukan meminta feedback dari siswanya.

Mengapa momen spesial harus ditulis?

1. Pembaca tak akan lupa seumur hidup karena masuk memori jangka panjang.

2. Potensi menjadi tulisan yang dibaca, dikenang, dibagi dan dicari.

3. Mudah ditulis dengan tulisan bebas, tidak ketat aturan artikel ilmiah.

Lima pintu pembuka agar suatu momen masuk memori jangka panjang (menjadi momen spesial) :

1. First experienceApa pun kejadian yang merupakan pengalaman pertama, akan masuk memori jangka panjang.

2. Relevance. Kejadian yang sesuai dengan kondisi siswa.

3. Rehearsal (pengulangan)

4. Emotional. Perasaan yang diaduk-aduk. Kejadian pada saat bahagia, marah, benci, panik, terkejut, dll akan masuk memori jangka panjang.

5. Survival. Jika mengajar yang ada unsur berjuang untuk hidup, pasti akan masuk memori jangka panjang.

Kelima pintu ini sangat penting. Minimal harus ada satu pintu yang terbuka saat mengajar, maka selamanya akan tertanam dalam diri siswa. Jika tidak ada sama sekali, biasanya saat guru keluar kelas, maka bagi siswa, ilmunya pun akan wassalam. Tak akan masuk memori jangka panjang mereka.

Tahapan menulis Momen Spesial :

1. Catat/rekam momen spesial segera, jangan ditunda - tunda, catat dulu poin poinnya.

2. Elaborasi, cari data-data pendukung baik dengan bertanya ataupun imajinasi

3. Tuliskan dalam bentuk artikel bebas, tuangkan saja dulu tanpa perlu merasa kuatir dengan tata penulisan.

4. Simpan, bisa dengan kita share di blog yang kita miliki.

Dari sebuah kalimat momen spesial, bisa dikembangkan menjadi beberapa paragraf. Banyak cara, antara lain :

(a) identifikasi masalahnya apa,

(b) cari tahu penyebabnya apa,

(c) cari tahu tentang dampak jika masalah tidak selesai, dan

(d) hikmah kejadian itu apa.

Dari pokok pikiran atau bahan tulisan tersebut, menulislah secara bebas. Sementara, kesampingkan dulu aturan-aturan ejaan. Perasaan bebas menulis inilah yg membantu kita untuk lancar menuangkan pokok pikiran.

Pokoknya tulis dulu saja, kualitas tulisan itu belakangan. Menurut Pak Munif,  jika kita sudah mulai berani menulis, itu adalah 80% keberhasilan. Sedangkan 20%-nya adalah belajar memperbaiki tulisan kita.

Jika sudah menulis, barulah kita edit pelan-pelan. Makin banyak kita lakukan ini (menulis bebas lalu edit), nanti lama-lama editingnya makin sedikit. Sebagai contoh, silahkan tengok tulisan Pak Munif berjudul "80 Menit di Kelas Neraka" yang disadur dari buku Gurunya Manusia.

Mulailah dengan Apersepsi yang Menarik

Menurut Pak Munif, mengajar itu yang terpenting ada pada awalnya, pendahuluannya. Harus keren. Pendahuluan ini biasa disebut apersepsi. Jika apersepsi berhasil, biasanya siswa tertarik untuk belajar, sehingga kemungkinan besar paham.

Yang kedua adalah bagian penutup. Juga harus keren, berupa kesimpulan tentang hikmah dari materi ajar. Ingat secara neurosains, awal dan akhir itu penting dan itu yang 80% tercatat di otak siswa kita.

Ketiga, baru memilih metode yang student center learning.

Seni mengajar bukan bakat, tapi bisa dipelajari. Seni mengajar agar siswa tertarik dimulai dari apersepsi yg menarik.

Guru Killer Lawan Guru Tegas

Ada salah satu pesert mengaku bahwa dirinya dilabeli sebagai guru killer. Beliau lalu bertanya bagaimana mengubahnya menjadi momen spesial positif?

Pak Munif menjelaskan bahwa kita harus bisa membedakan antara guru keras dan guru tegas. Guru killer adalah sebutan untuk guru keras. Ciri-cirinya, guru keras berdampak akan dijauhi, dihindari oleh siswa.

Guru tegas, sebaliknya, akan dirindukan oleh siswanya. Percayalah zaman sekarang, siswa kita butuh guru yg tegas. Kedisiplinan yg diterapkan oleh guru tegas akan menjadi unsur siswa suka kepada gurunya.

Ada 3 cara sederhana mejadi guru tegas :

1. Kita menjadi gurunya, yaitu orang yg memberikan ilmu.

2. Kita menjadi orantuanya dengan memberikan nasihat-nasihat.

3. Kita menjadi sahabat siswa, dengan membuka diri untuk menerima curhat dari siswanya.

Yang perlu diperhatikan adalah WAKTU. Kapan kita harus jadi guru, orangtua, dan sahabat siswa-siswa kita.

Tidak ada siswa yang nakal/bodoh

Jika kita peka terhadap momen spesial di kelas, maka hal ini sangat berhubungan dengan potensi kecerdasan setiap siswa. Terkadang dari momen spesial ini, siswa yg sebelumnya pasif atau kita anggap tidak cerdas, tiba-tiba karena pantikan sesuatu hal, dia menjadi berubah cerdas.  Akhirnya kita bersyukur bahwa sebenarnya tidak ada siswa yang bodoh.

Percayalah ubah pemikiran awal kita bahwa “tidak ada anak yg nakal, yg ada adalah anak yg kebutuhannya belum terpenuhi.” 

Jika kita sudah sepakat dg paradigma ini, maka kita akan fokus kebutuhan apakah yg belum terpenuhi dari anak tersebut.

Ketika kita melakukan pendekatan utk cari tahu kebutuhan yg belum terpenuhi, maka si anak bandel itu akan punya perasaan bahwa dia ternyata diperhatikan. Dan gurunya berusaha utk membantunya. Sehingga proses belajar akan lebih baik.

Kekuatan Momen Negatif

Memang perlu latihan agar bisa menangkap momen spesial. Coba setelah mengajar bertanyalah kepada diri kita sediri, seperti :

1. Apakah ada siswa yg tidak mempehatikan penjelasan kita. Coba lanjutkan dg pertanyaan kenapa? 

2. Apakah ada siswa yang membantah kita? kenapa?

Jadi cara menumbukan spesial momen dengan memperhatikan negatif karakter yg terjadi di kelas. Percayalah kita lebih mudah mengamati karakter negatif daripada karakter positi siswa-siswa kita.

Momen negatif biasanya lebih banyak memunculkan pembelajaran buat kita. Masih ingat ada kata-kata orang bijak: “jangan takut salah, sebab itulah jalan untuk mendapatkan kebenaran.

Bahkan momen negatif lebih memberi muatan emosional yg lebih kuat. Hanya saja kejadian ini dituangkan dalam bentuk tulisan, gunakan inisial saja untuk penamaan tokoh/tempat.


Emi Sudarwati.  Guru Bahasa Jawa SMPN 1 Baureno, Bojonegoro Jawa timur.  Pegiat literasi Guru dan Sisw Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar