Tidak untuk mrngidentifikasi setiap tingkat berarti yg disebut Dhasabumi.
Misalnya, tingkat pertama Pramudhita, dst. Tingkat 10 ialah Dharmamega. 😀😍
Bodhissttwa ialah pribadi berbudi luhur, yang mungkin memperoleh Pencerahan. Apakah hanya Sidharta Gautama? Tentu tidak, universal, sebelum Buddha Gautama maupun sesudahnya, dimungkinkan.
Wach ... di kelas kita tidsk ada pembahasan ttg LEGENDA. Itu urussn Pemandu Wissta, yg bercerita sekenanya, yang utama wisatawan mengangguk-angguk, padahal dikadali.
Candi Borobudur yang dibangun 10 tingkat, bisa di identifikasi memiliki 4 (empat) tatar.
Sepuluh tingkat Candi Borobudur, memiliki empat tatar:
(1). Tatar Samsara (Sangsara), lantai 1, Karmawibhanga, dan lantai 2, Relief Dekoratif.
(2). Tatar Magga (Marga), lantai 3-6, terdapat relief Jataka, Avadana, Lalitavistara, dan Gandavyuha.
(3). Tatar Phala, lantai 7-8, Stupa bercelah Jala 32 dan 24, lantai 9, Stupa bercelah Stapada.
(4). Tatar Parinibbana (Nirwana), Stupa Induk, tanpa celah, setinggi 10 meter.
Tujuan Pembangunaan dan Fungsi Candi Borobudur.
Candi Borobudur di bangun guna Dharma atau dibanagun Gunadharma?
Ungkapan pertama benar, Candi Borobudur dibangun guna Dharma, memang bangunan istimewa itu dibangun untuk Dharma, pengabdian manusia terhadap kebajikan untuk mencapai pembebasan dari Dhuka, sebagaimana dinyatakan dalam “Catur Arya Satya”.
(1). Hidup itu Dhuka.
(2). Ada Penyebab Dhuka.
(3). Penyebab Dhuka bisa diatasi.
(4). Manusia bisa bebas dari Dhuka (Nirwana).
Ungkapan kedua, Candi Borobudur dibangun Guna Dharma, disalah-artikan sebagai: Candi Borobudur dibangun oleh Resi Gunadharma, dan setelah usai membangun dia beristirahat, tertidur nyenyak menjelma menjadi bukit Menoreh (Legenda Lokal).
Informasi yang masih harus dikaji lebih mendalam, yakni Candi Borobudur dirancang oleh dua universitas, Universitas Nalanda di Jambudwipa, dan Universitas Muaro Jambi di Swarnadwipa. Kerjasama dua universitas itulah yang merancang, survei lokasi, sampai melaksanakan pembangunan Candi Borobudur. Bangunan candi Buddha terbesar di seluruh muka bumi itu lebih diperuntukkan sebagai tempat belajar para pemuka agama Buddha, dan juga rakyat yang pada era itu pada umumnya belum memiliki kecakapan membaca huruf.
Sepuluh tingkat Candi Borobudur, memiliki empat tatar:
(1). Tatar Samsara (Sangsara), lantai 1, Karmawibhanga, dan lantai 2, Relief Dekoratif.
(2). Tatar Magga (Marga), lantai 3-6, terdapat relief Jataka, Avadana, Lalitavistara, dan Gandavyuha.
(3). Tatar Phala, lantai 7-8, Stupa bercelah Jala 32 dan 24, lantai 9, Stupa bercelah Stapada.
(4). Tatar Parinibbana (Nirwana), Stupa Induk, tanpa celah, setinggi 10 meter.
Tujuan Pembangunaan dan Fungsi Candi Borobudur.
Candi Borobudur di bangun guna Dharma atau dibanagun Gunadharma?
Ungkapan pertama benar, Candi Borobudur dibangun guna Dharma, memang bangunan istimewa itu dibangun untuk Dharma, pengabdian manusia terhadap kebajikan untuk mencapai pembebasan dari Dhuka, sebagaimana dinyatakan dalam “Catur Arya Satya”.
(1). Hidup itu Dhuka.
(2). Ada Penyebab Dhuka.
(3). Penyebab Dhuka bisa diatasi.
(4). Manusia bisa bebas dari Dhuka (Nirwana).
Ungkapan kedua, Candi Borobudur dibangun Guna Dharma, disalah-artikan sebagai: Candi Borobudur dibangun oleh Resi Gunadharma, dan setelah usai membangun dia beristirahat, tertidur nyenyak menjelma menjadi bukit Menoreh (Legenda Lokal).
Informasi yang masih harus dikaji lebih mendalam, yakni Candi Borobudur dirancang oleh dua universitas, Universitas Nalanda di Jambudwipa, dan Universitas Muaro Jambi di Swarnadwipa. Kerjasama dua universitas itulah yang merancang, survei lokasi, sampai melaksanakan pembangunan Candi Borobudur. Bangunan candi Buddha terbesar di seluruh muka bumi itu lebih diperuntukkan sebagai tempat belajar para pemuka agama Buddha, dan juga rakyat yang pada era itu pada umumnya belum memiliki kecakapan membaca huruf
Candi Borobudur istimewa karena adanya 2.672 panel relief, 1.460 panel relief cerita (naratif), dan 1.212 panel relief dekoratif. Relief naratif terdiri atas lima gugus relief,
1. Relief Karmawibanga (160 panel), tersimpan di lantai terdasar Candi Borobudur yang tertutup talud pengaman Candi Borobudur, (ada 4 panel relief yang terbuka, berada di sudut tenggara). Rangkaian relief Karmawibanga mengisahkan perihal hukum sebab-akibat perbuatan dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bersifat universal.
2. Relief Jataka (500 panel), berada di dinding luar (langkan) lantai 3. Relief Jataka adalah kisah kelahiran masa lampau Bodhisattwa (Bakal Buddha/pribadi berpudi pekerti luhur, baik insan maupun satwa), dalam upaya menyempurnakan kebajikan demi mencapai kecerahan. (Studi kita berfokus pada relief Jatakamala, 34 kisah yang terjabar dalam 135 panel relief, relief Jataka panel 1 sampai dengan panel 135).
3. Relief Avadana (120 panel di lantai 3, dan 100 panel di lantai 4), berisi cerita-cerita epik moral/tradisi Bodhisattwa.
4. Lalitavistara (120 panel) di lantai 3, berada di dinding dalam deret atas, mengisahkan kehidupan Buddha Gautama dari sebelum masa kelahiran, kelahiran, masa muda, kecerahan, sampai saat pengajaran pertama-Nya di Taman Rusa.
5. Gandavyuha (460 panel), berada di lantai 4-6, di dinding candi maupun dinding langkan. Mengisi lantai-lantai atas dinding Candi Borobudur dengan cerita perjalanan Sudhana menemui para mitra dan guru kebajikan (Kalyana Mitra) dari berbagai kalangan untuk merealisasi kecerahan akal budi.
Relief Candi Borobudur menyampaikan pesan agar manusia membina diri menuju puncak hakikat kemanusiaan, yaitu keterbebasan dari ketamakan, kebencian, dan kekeliru-tahuan (loba, dosa, dan moha), dan memperbarui kehidupan berlandas “ikhlas, welas, dan mawas”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar