Minggu, 12 Oktober 2025

PSB ke 73 di Kampung Halaman Mas Bupati Bojonegoro

 PSB kali ini sungguh berbesa. Karena terlaksana di kampung halaman Mas Bupati Bojonegoro.  Beliau adalah H. Setyo Wahono.


Purnama Sastra Bojonegoro Digelar di Dolokgede, Jadi Ajang Kreasi Merawat Budaya Lokal  


Bojonegorokab.go.id – Purnama Sastra Bojonegoro (PSB) kembali digelar. Kali ini, PSB dilaksanakan di SDN Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, yang merupakan kampung halaman Bupati Setyo Wahono. Pagelaran PSB, Sabtu (11/10/2025) malam tersebut menjadi ajang kreasi para seniman dan budayawan lokal.   

 

Acara yang berlangsung mulai pukul 19.30 WIB ini diisi penampilan dari beragam kesenian. Mulai dari tarian tradisional, pentas seni, geguritan, live musik, hingga baca puisi, yang seluruhnya mengangkat tema tentang kecintaan terhadap seni dan budaya Bojonegoro.


Ketua TP PKK Bojonegoro Cantika Wahono, yang merupakan istri dari Bupati Setyo Wahono, ikut hadir dalam kegiatan ini. Pada kesempatan tersebut, ia menyampaikan bahwa PSB diharapkan menjadi momentum untuk menumbuhkan semangat pelestarian budaya di kalangan masyarakat.


“Mari kita jadikan Purnama Sastra Bojonegoro sebagai momentum untuk terus menumbuhkan rasa cinta pada seni, budaya, dan kearifan lokal sehingga menjadi inspirasi dan memperkuat identitas Bojonegoro sebagai kota berbudaya sekaligus kabupaten yang berkarakter,” ujarnya.


Kegiatan yang terbuka untuk umum dan digelar secara gratis ini juga menjadi wadah silaturahmi para sastrawan, pencinta seni, pelajar, dan komunitas budaya. Dengan nuansa malam purnama yang hangat dan penuh makna, Purnama Sastra Bojonegoro diharapkan dapat terus menjadi agenda rutin dalam memperkuat ekosistem kebudayaan di Bojonegoro.


Sementara itu, Emi Sudarwati, salah satu pegiat sastra Bojonegoro mengatakan bahwa di Dolokgede, yang merupakan desa yang jauh dari hiruk pikuk kota, tumbuh semangat luar biasa untuk mengangkat sastra dan budaya.


Pada malam PSB, ratusan warga dari berbagai latar belakang hadir. Juga puluhan UMKM ikut menyemarakkan kegiatan tersebut. “Kami, para pegiat sastra, merasa haru. Karena dari tempat yang jauh, Bojonegoro kembali mengajarkan: cinta pada budaya tak pernah mengenal batas,” terangnya.[fif/nn]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar